Stunting atau pertumbuhan terhambat pada anak, adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di seluruh dunia. Meskipun umumnya terkait dengan periode pertumbuhan awal, dampak stunting dapat berlanjut hingga usia remaja dan dewasa. Oleh karena itu, pencegahan stunting pada remaja/siswa memiliki peran krusial dalam membentuk generasi yang sehat dan unggul.
Sekolah sebagai Pusat Edukasi memiliki peran sentral dalam memberikan pengetahuan dan kesadaran kepada remaja/siswa tentang pentingnya pencegahan stunting. Begitu juga mahasiswa mempunyai peran untuk berkontribusi dalam pentingnya pencegahan stunting ini terhadap remaja/siswa/i sebagai generasi selanjutnya.
Pada hari Senin, tanggal 21 Agustus para peserta KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) dari kampus IAI NATA (Institut Agama Islam Nazhatut Thullab) Sampang 2023 Pos 01 (Satu) kelompok 01 (Satu) tepat pada jam 09 : 30 Wib melaksanakan penyuluhan terhadap remaja. Hal itu dilakukan di Mts Miftahul ulum dusun barat desa Pulau mandangin. Target dalam kegiatan tersebut adalah siswi kelas III Mts.
Hal tersebut terealisasi bekerja sama dengan pihak puskesmas pulau Mandangin yaitu ibu nur fadilah selaku penanggung jawab gizi. Pihak puskesmas biasanya memberikan tablet tambah darah setiap hari Senin kepada siswi di lembaga tersebut sebagai bentuk upaya untuk mencegah terjadinya Stunting.
Qori’atul Hasanah dan teman-temannya sebagai peserta KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) PENTING (Peduli Stunting) dari kampus IAI NATA (Institut Agama Islam Nazhatut Thullab) Sampang 2023 mengatakan setelah melakukan pengecekan terkait TB (Tinggi Badan) dan BB (Berat Badan) terhadap siswi kls III MTs yang masuk sekolah pada hari itu bahwa : ternyata dari 18 (Delapan Belas) siswi tidak ada yang terkena Stunting kalau ditinjau dari sisi TB (Tinggi Badan) dan BB (Berat Badan)nya.
Kemudian qori’ melakukan pengecekan Hb atau hemoglobin terhadap semua siswi tersebut. Hb atau hemoglobin adalah protein yang terdapat pada sel darah merah. Hemoglobin memiliki berbagai peran penting dalam tubuh, salah satunya yaitu mengikat dan mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh.
Namun setelah qori’ dan pihak puskesmas pulau Mandangin melakukan pengecekan dari 18 (Delapan Belas) siswi tersebut semuanya kurang dari rata rata yaitu 9 (Sembilan). Sedangkan batas minimal Hb atau hemoglobin adalah 12 (Dua Belas). Sehiga dengan adanya data tersebut seluruh siswi kls III mTs di Mts Miftahul ulum dapat dikategorikan terkena Anemia.
Anemia adalah kondisi ketika tubuh mengalami penurunan atau jumlah sel darah merah berada di bawah kisaran normal. Hal ini terjadi karena kurangnya hemoglobin (protein kaya zat besi) sehingga memengaruhi produksi sel darah merah.
Faktor yang mendorong terjadinya Anemia terhadap siswi tersebut diantaranya adalah kurang memperdulikan pola hidup sehat seperti sarapan pagi kurang teratur dan tablet penambah darah tidak diminum. Kata qori’atul Hasanah ujarnya setalah melakukan pengecekan.